
Termasuk pilihan, akan tetap stay di Solo atau ikut merantau mas suami? Entah kenapa, aku tak bisa egois. Tegakah membiarkannya berjuang sendiri di negeri seberang lautan?Teringat sewaktu ada seminar beasiswa di Jogja, sang trainer bertanya : “Ada nggak disini yang dari TK sampai kuliah di Jogja terus, nggak pindah-pindah?” Mau angkat jari tapi aku nggak di Jogja, cuma kasusnya persis. Nggak pernah pindah kota. Jaga gawang terus di Solo. Kuliah luar kota? No no no, nggak dapat ijin dari orang tua. Wis pokoe madep mantep neng Solo.
Nah sekarang? Kudu mau merantau, berempat sekeluarga berjuang bersama. Dengan konsekuensi melepas semua yang ada di Solo, termasuk melepas karir sebagai dosen di kampus swasta. Percaya saja sama Sang Maha Pemberi Hidup, jika satu pintu ditutup, maka pintu lain sudah pasti akan dibuka lebar olehNya.

Memilih bermanuver dari pekerja kantoran menjadi pekerja rumahan memang bukan hal yang mudah. Ada banyak hal baru yang aku pelajari saat menjalankan online store Mainan Edukasi dan Moslem Wear ini. Yang terpenting, tetap ikhtiar menggapai ridhoNya, pasti ada jalan.
Hidup selalu penuh dengan pilihan. Asal kita nyaman dan bahagia menjalaninya, plus semoga Allah ridho. Dinikmati nggih. Dijalani kanthi mesem.